METODE ETNOGRAFI DALAM ILMU BAHASA


Etnografi komunikasi
merupakan gabungan disiplin antropologi dan linguistik untuk mengurai artefak percakapan yang terjadi antar individu dalam sebuah komunitas. fokus kajian pada percakapan dan bahasa. disiplin ilmu ini menjelaskan dan menganalisis bagaimana penutur (native speaker) menggunakan bahasa dalam berkomunikasi pada situasi nyata (communcative competence) dibanding dengan bagaimana penutur menggunakan kata-kata atau kalimat yang benar secara gramatikal (linguistic competence). 

Etnografi komunikasi pada awalnya disebut sebagai ethnography of speaking. Istilah Ethnography of speaking pada awalnya dimunculkan oleh Dell Hymes (1972), seorang antropolog dan sekaligus pakar linguistik Amerika. Menurut Hymes (1974), dalam dalam mengaji penggunaan bahasa dalam masyarakat perlu memperhatikan dan mempertimbangkan konteks situasi sehingga bahasa tentang kepribadian (seperti psikologi), tentang struktur sosial (seperti sosiolog), tentang religi (seperti etnologi), dan sebagaianya.

Untuk memahami etnografi komunikasi, Hymes menyarankan perlunya mengubah orientasi terhadap bahasa, yang mencakup 7 butir, yaitu: (1) struktur dan sistem (la parole), (2) fungsi yang lebih daripada struktur, (3) bahasa sebagai tatanan dalam arti abanyak mengandung fungsi, dan fungsi yang berbeda menunjukkan perspektif dan tatanan yang berbeda, (4) ketetapan pesan yang hendak disampaikan, (5) keanekaragaman fungsi dari berbagai bahasa dan alat komunikasi lainya, (6) konteks sosial lainya sebagai titik tolak pemahaman, dan (7) fungsi-fungsi yang dikuatkan dalam konteks. 

Dalam mengaji etnografi komunikasi perlu dipahami beberapa konsep penting yang terkait, yakni: (1) tata cara bertutur (ways of speaking), (2) masyarakat tutur (speech community), (3) dan situasi, peristiwa, dan tindak tutur.

1. Tata Cara Bertutur

    Tata cara bertutur mengandung gagasan, peristiwa komunikasi di dalam masyarakat tutur (speech community). Di dalam masyarakat tutur terkandung pola-pola kegiatan tutur yang juga menggambarkan kompetensi komunikatif seseorang.

2. Masyarakat Tutur

    Masyarakat tutur (speech community) diartikan sebagai semua orang yang memakai suatu bahasa atau dialek tertentu (Lyons, 1970). Adapun Hockett (1958) menyatakan bahwa bahasa menentukan partisipan. Partisipan diartikan sebagai keseluruhan orang yang saling berkomunikasi, langsung atau tidak langsung melalui bahasa. Hubungan antar anggota dalam masyarakat tutur tidak semata dicirikan oleh kesamaan bentuk bahasa yang digunakan tetapi ditentukan pula oleh pandangan atau persepsi penggunanya.

3. Situasi, Peristiwa, dan Tindak Tutur

    Untuk mengaji perilaku komunikasi di dalam masyarakat tutur, perlu dikaitkan dengan satuan-satuan interaksi, yang oleh Hymes dinyatakan dalam tiga satuan berjenjang, situasi tutur (speech situation), peristiwa tutur (speech event), dan tindak tutur (speech act).

Peristiwa tutur senantiasa bersifat komunikatif dan diatur oleh kaidah untuk penggunaan tutur. 


    

Posting Komentar untuk "METODE ETNOGRAFI DALAM ILMU BAHASA"